Mahad Institute pada awal pendiriannya diinisiasi oleh Moh Ichsean Maulana yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat angkatan 2021. Ia bersama rekan sekaligus seniornya di Fakultas Hukum yaitu Sony Abdillah, SH, sama-sama berangkat dari keresahan perihal minimnya wadah atau forum untuk bersilaturahmi sekaligus berdialektika saling bertukar wawasan dan informasi tentang isu-isu kebangsaan terkini di lingkungan FH UM Sumbar.
Mereka berdua akhirnya menyepakati bahwa dalam rangka menjawab keresahan tersebut serta turut serta mengambil peran untuk berupaya menghidupkan kembali budaya literasi secara khususnya di FH UM Sumbar, perlu ada sebuah forum diskusi yang bisa mewadahi itu semua. Forum yang dimaksud tersebut mestilah mampu menjadi wadah dua kubu mahasiswa yang formalnya jarang bertemu yaitu mahasiswa Reguler (kelas A) dan mahasiswa Mandiri (kelas B). Akhirnya disepakatilah secara rutin akan dilangsungkan sebuah forum diskusi setiap pekannya di malam minggu untuk menyiasati jadwal kedua kubu mahasiswa itu.
Forum diskusi yang dilangsungkan setiap pekan itu akhirnya dinamai dengan Forum Diskusi Mahad -singkatan dari ‘malam ahad’-. Pemilihan diksi malam ahad dirasa memiliki unsur historis dan filosofis yang cukup dalam jika ditelaah lebih jauh. Ahad sendiri dalam bahasa arab berarti hari pertama dalam penanggalan kalender hijriah dan bisa juga berarti satu atau esa. Hal ini juga didasari dari keinginan untuk menyiarkan serta mempopulerkan kembali istilah ahad di kalangan anak muda yang sudah lama tergantikan dengan diksi ‘hari minggu’. Selain itu, masih dalam bahasa arab mahad juga dapat diartikan sebagai “perguruan atau tempat pendidikan” yang tentunya sangat sejalan dengan visi dan misi dari dilangsungkannya forum diskusi tersebut.
Forum Diskusi Mahad akhirnya secara resmi diadakan untuk pertama kalinya pada semester genap periode 2022\2023 tepatnya di Sabtu malam 10 Juni 2023, forum edisi perdana ini berlangsung atas dukungan dan kolaborasi beragam pihak yang senantiasa mendukung, diantaranya yakni pihak Fakultas Hukum UM Sumbar, UKM LKDM UM Sumbar, dan juga pihak privat atau swasta yang turut serta urunan bahu-membahu dalam menyukseskan kegiatan pada saat itu.
Forum diskusi terus berlanjut secara rutin sebanyak empat kali pertemuan pada semester genap tersebut. Kemudian pada awal semester ganjil periode 2023/2024, Forum Diskusi Mahad akhirnya bertransformasi menjadi sebuah komunitas literasi yang dinamai Mahad Institute. Kedua Co-founder yakni Maulana dan Sony menyebutkan bahwa hal ini terjadi dalam rangka akselerasi kebaikan dalam rangka meng-ikhtiarkan, meng-encourage, dan meng-empowerment anak-anak muda agar akrab dengan budaya literasi yang selama ini sering menjadi momok yang menakutkan dan malesin bagi anak muda.
Selain forum diskusi yang secara rutin terus diadakan hampir setiap pekannya, Mahad Institute juga secara aktif memproduksi konten-konten literasi yang edukatif di laman-laman media sosialnya. Konten-konten tersebut diproduksi memakai pendekatan dan cara-cara yang menyenangkan serta dikemas secara kreatif dan progresif. Diantara konten-konten yang sudah dan sedang diproduksi yaitu tulisan-tulisan opini dan edukasi, podcast bersama sosok inspiratif, dan juga masih banyak lainnya.
Mahad Institute sebagai sebuah komunitas gerakan literasi memiliki lima prinsip dasar yang meliputi:
- Merawat gagasan nalar kritis generasi muda
- Wadah bertumbuh dan berjejaring
- Spiritual yang transenden dan mendalam
- Potensi produktivitas kreatif yang menyenangkan
- Finansial yang kuat dan mencerahkan
Berpijak kepada landasan lima prinsip dasar inilah Mahad Institute ke depannya akan senantiasa berkomitmen dan mencoba konsisten untuk berikhtiar sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya dalam rangka akselerasi kebaikan dalam gerakan literasi yang menyenangkan.