Road Race di Bukittinggi: Perspektif Wisata dan Keselamatan

Meisyifa Yosaliza, Sekretaris Lembaga Kajian Dan Debat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Bukittinggi merupakan kota yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini terkenal dengan keindahan alamnya, kaya akan budaya Minangkabau, serta sejarahnya yang menarik. Beberapa hal yang menarik dari kota Bukittinggi ini diantaranya, keindahan alam. Kota Bukittinggi dari segi Geografi terletak pada rangkaian Bukit Barisan yang membujur sepanjang pulau Sumatera, dan dikelilingi oleh dua gunung berapi yaitu Gunung Singgalang (sudah tidak aktif) dan Gunung Marapi.

Kota ini berada di wilayah ketinggian yang memiliki hawa sejuk. Kota ini juga memiliki topografi berbukit-bukit dan berlembah, beberapa bukit tersebut tersebar dalam wilayah perkotaan. Selain itu, terdapat lembah yang dikenal dengan Ngarai Sianok yang di dasarnya mengalir sebuah sungai yang disebut dengan Batang Masang.

Dengan pemandangan alam yang menakjubkan, iklim yang sejuk dan menyegarkan di kota tersebut, menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin melarikan diri dari panasnya kota. Selanjutnya, terdapat berbagai tempat wisata di Kota Bukittinggi, salah satunya Jam Gadang yang merupakan salah satu ikon yang menjadi ciri khas Bukittinggi. Jam Gadang yang merupakan monumen bersejarah yang sering dijadikan tempat berkumpul dan berfoto bagi wisatawan.

Penyelenggaraan road race di jalan sudirman membuat terdegradasinya keyamanaan kota Bukittinggi yang identik dengan ketenangan dan kesejukan. Road race merupakan kejuaraan balap sepeda motor yang dilakukan dengan kecepatan yang sangat tinggi didalam lintasan jalan aspal yang di pacu dengan mengelilingi sirkuit, dimana balapan ini dilakukan secara serentak bersama-sama.

Jalan raya Sudirman yang merupakan jalan utama di kota Bukittinggi dan sekitaran kawasan lapangan Wirabraja atau yang lebih dikenal dengan sebutan lapangan Kantin ditutup total hanya untuk dijadikan lokasi road race tersebut, hal ini dilaksanakan bukan hanya dalam sekali atau dua kali setahun, tetapi sering terjadi dan menghambat arus lalu lintas di Jalan Sudirman dan sekitarnya. Dalam hal ini keberadaan Bukittinggi sebagai kota wisata tentu akan megakibatkan ketidaknyamanan wisatawan terhadap penutupan atau perubahan jalur lalu lintas yang akan dilalui.

Seperti yang kita ketahui, pada tanggal 1 Oktober 2023, ajang balap motor yang dilaksanakan di Kota Bukittinggi tersebut akhirnya memakan korban. Ajang tersebut mengakibatkan satu peserta tewas selepas terlibat kecelakaan di lintasan non permanen, lapangan Wirabraja. Dilain sisi, lokasi road race tersebut juga tidak strategis karena berdekatan dengan 3 Rumah Sakit yakni, Rumah Sakit Otak Mohammad Hatta (RSOMH), Rumah Sakit Tentara (RST), dan Rumah Sakit Madina. Dengan dilaksanakannya ajang balap motor tersebut, akan banyak pasien merasa terganggu karena kebisingan dari suara knalpot racing.

Dari beberapa multiplier effect yang telah disebutkan, mengingat banyak hal yang menggangu kenyaman atas ajang yang dilaksanakan, kegiatan ini patut untuk ditinjau ulang dengan memperhatikan aspek, apakah kegiatan ini telah sesuai dengan SOP. Dengan membandingkan kejadian pada Limpapeh Open Road Race 2019 terdapat 5 korban yang tertabrak oleh pembalab saat menyaksikan balapan Road Race Bukittinggi 2019 di jalan Sirkuit non permanen By Pass, Gulai Bancah Bukittinggi, Sumatera Barat, Pada Minggu 01 Desember 2019.

Keterangan panitia menyebutkan bahwa untuk pengamanan, panitia sudah mengantisipasi dengan menyusun karung-karung goni yang berisikan sekam ditambah pagar pembatas yang terbuat dari besi. Tentu dari kejadian tersebut kita dapat menilai apakah hal ini sangat membahayakan atau tidak. Kejadian tersebut seharusnya menjadi tolak ukur dalam melaksanakan kembali ajang road race tersebut dengan melakukan tinjauan kembali.

Meskipun dengan lokasi yang berbeda, akan tetapi setiap ajang ini dilaksanakan berbagai peristiwa naas terjadi. Perlu kita ketahui juga apakah ajang ini perlu dilaksanakan kembali? Mengingat Kota Bukittinggi merupakan kota yang sering dikunjungi wisatawan dan tidak memiliki lokasi yang strategis untuk diadakannya ajang road race tersebut.

Ditulis oleh : Meisyifa Yosaliza, Sekretaris Lembaga Kajian Dan Debat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

SHARE KE: