Mau Dibawa Kemana Bukittinggi?

Fakultas Hukum UM Sumbar-  Pemilihan Kepala Daerah Kota Bukittinggi sebentar lagi akan digelar, Bukittinggi akan menentukan siapa nahkoda selanjutnya untuk lima tahun kedepan. Guna mengedukasi dan memberikan keteguhan hati kepada pemilih kota bukittinggi, LKDM (Lembaga Kajian dan Debat Mahasiswa) Fakultas Hukum adakan diskusi publik calon pemimpin kota Bukittinggi dengan Tema “Manjapuik Nan Tatingga, Manyisik Nan Umpang” pada Rabu, 13 November 2024 di Convention Hall Yunahar Ilyas Kampus III UM Sumbar Bukittinggi.

Ketua LKDM Rudi Efendi menyebutkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat yang telah berpartisipasi dalam kegiatan diskusi Publik ini, terimakasih kepada seluruh panitia dan civitas akademika UM Sumbar yang telah membantu agar terlaksananya kegiatan ini. Selamat datang kepada para calon pemimpin Bukittinggi di kampus III UM Sumbar, terimakasih telah meluangkan waktu menghadiri acara diskusi publik ini.

Dimas Arif Pratama selaku Gubernur BEM Fakultas Hukum UM Sumbar menyampaikan semoga kelak nanti pemimpin yang terpilih bukanlah pemimpin yang anti kritik karena mahasiswa akan senantiasa melakukan kritikan terhadap pemerintah jika ada kebijakan-kebijakan yang aneh dan semoga kritikan yang diberikan nanti dijadikan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan kota Bukittinggi. Kritikan yang dilakukan tidak lain dan tidak bukan untuk kemajuan dari Kota Bukittinggi.

Dekan Fakultas Hukum UM Sumbar Dr. Wendra Yunaldi, SH., MH dalam sambutan yang sekaligus membuka acara mengatakan bahwa kita berkumpul di hall ini merupakan kegiatan untuk berbagi ide dan pikiran yang diharapkan dapat meberikan manfaat yang nyata terhadap Bukittinggi kedepannya. Hall ini penting kita lakukan agar mahasiswa mampu menilai ide dan gagasan dari calon kepala daerah kota Bukittinggi.

Diharapkan kepala daerah terpilih nanti akan komitmen untuk menjaga dan membangun demokrasi, selain kota wisata Bukittinggi diharapkan juga menjadai kota fikiran yang melahirkan ide dan gagasan baru untuk kemajuan kota. Jangan sampai pemilihan kepala daerah kota ini terjadi politik uang yang tidak bisa dipungkiri prakteknya sudah terjadi baik di pemilu maupun di pilkada di berbagai daerah di Indonesia. “Dari hasil survey yang ada setelah di evaluasi pelaksanaan pemilu kemaren bahwa masyarakat dalam surveynya menjawab bahwa money poitik ini sudah hal yang sangat wajar terjadi ketika ada pemilihan calon pemimpin bangsa maupun pemimpin kota kabupaten” Ujar Wendra

Kita tidak ingin Bukittinggi juga terjadi hal serupa dimana money politik baik dari serangan fajar dan lain-lain terjadi pada saat pemilihan Kepala Daerah ini, kita harus kawal bersama agar praktek tersebut dapat diminimalisir. Kita tidak ingin demokrasi Bukittinggi dicederai oleh politik uang tersebut.

Laporkan politik uang yang terjadi sehingga besar harapan nanti kepala daerah yang terpilih bukan kepala daerah yang kuat karena uang, namun kuat karena ide dan gagasan. Diharapkan pemilih juga memilih ide dan gagasan dari kepala daerah yang ada bukan karena uang dan sentimen sementara.

Diskusi publik ini dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan, Ka-Prodi, Sekretaris Prodi, Dosen, Mahasiswa di kampus III UM Sumbar, sementara dari pasangan kepala daerah yang hadir yakni No 1, Marfendi dan Fauzan Hafiz, pasangan no 2 Nofil Anoverta dan Frisdoreja, Kemudian Pasangan no 4 yang diwakili oleh Calon Wakil Walikota Ibnu Aziz.

SHARE KE: